Berikut contoh kisah rahasia Ilahi
Meninggal
Setelah Selesai Bersilaturahmi
Suatu hari seorang kakek bercucu tujuh
dan beranak tiga yang bernama kakek Ahmad mengunjungi rumah putrinya yang
kedua. Beliau mengunjungi rumah putrinya itu dengan tubuhnya yang sudah rapuh
dan juga baru sembuh dari sakitnya. Ia begitu merindukan putri dan cucunya
karena kira-kira sudah 2 minggu lamanya ia tidak bertemu putrinya. Karena jarak
rumah yang jauh,jadi putri kakek Ahmad yang kedua hanya bisa mengunjungi beliau
satu bulan sekali. Sebenarnya, kakek Ahmad tau bahwa minggu lusa adalah jadwal
putrinya mengunjungi kakek Ahmad. Akan tetapi,rindu yang dirasakan olehnya
sudah tidak bisa ditahan lagi.
Ketika sampai , putri kakek Ahmad
menyambutnya dengan senang. Tetapi hati putrinya merasa kaget dan kasihan
dengan bapaknya yang datang dengan keadaan lemah. Ia tidak bisa membayangkan
bagaimana perjalanan bapaknya tadi. Ia pun berdoa kepada Allah supaya Allah
selalu melindungi bapaknya. Putri kakek Ahmad yang bernama Dwi pun menyuguhkan
teh panas untuk bapaknya. Setelah itu, kakek Ahmad menunggu dua orang cucu yang
sedang menuntut ilmu dengan penuh ketidak sabaran. Dwi memiliki 2 orang anak
yang pertama sudah duduk di bangku SMA bernama Aldi dan yang kedua duduk di
bangku SMP bernama Alissa. Aldi adalah satu-satunya cucu kakek Ahmad yang
berkelamin laki-laki. Sedangkan enam cucunya yang lain adalah perempuan.
Jadi,kakek Ahmad memberikan kepercayaan kepada Aldi untuk menjaga dan menuntun
enam saudaranya agar selalu berada di jalan Allah ketika sudah tidak ada lagi
yang menjaga mereka.
Setelah cucunya pulang, kakek Ahmad
memeluk cucunya yang ia rindukan itu. Selepas itu, beliau menyuruh cucunya
untuk membersihkan badan kemudian sholat. Alissa pun menuruti kakeknya.
Kemudian ketika Alissa sedang sholat, Aldi pun pulang. Sama seperti Alissa,
kakek Ahmad langsung memeluk Aldi.
Sore hari ketika ayah Alissa dan Aldi
belum pulang, kakek Ahmad menasihati dua orang cucunya. Alissa lah yang
dinasihati pertama. Kakek Ahmad berkata “ Alissa, sholat sama ngajinya jangan
sampai ditinggalkan ya. Jangan lupa belajar yang rajin biar bisa jadi apa yang
kamu pengen. Kakek selalu mendoakan kamu sama kakakmu biar bisa jadi apa yang
kalian mau. Tapi jangan cuma kakek yang berdoa. Kamu juga harus berdoa sama berusaha
biar seimbang.” Alissa berkata “ Ya kek, Alissa akan selalu berusaha dan berdoa
biar Alissa bisa jadi apa yang Alissa cita-citakan.” Kakek berkata “ Alissa
kepengen jadi apa?” “ Jadi dokter kek.” Ujar Alissa “ Kakek doakan kamu selalu
sehat dan sukses,cucuku.”
Selanjutnya, giliran Aldi dinasihati
kakeknya yang sudah rapuh itu. Kakek berkata “ Aldi, kakek pengen kamu itu
punya pengetahuan agama lebih dari yang kakek dan ayahmu punya. Nanti ketika
kakek sudah meninggal , ayah dan pakde serta ommu sudah tua tentu kamu yang
akan menjaga saudara-saudara perempuanmu. Ingat selalu nasihat kakek,cucuku. Kakek
itu sayang sekali dengan kalian semua. Kakek pengen kalian semua bisa sukses.
Tapi nanti ketika kamu sudah diberi kesuksesan sama Allah, jangan sekali-kali
kamu lupakan Allah. Jangan sekali-kali kamu berani meninggalkan sholat. Jangan
lupa juga buat selalu berdoa dan berusaha untuk mencapai cita-citamu. Kakek
selalu mendoakan kamu, Aldi.”
Malam hari,ketika ayah Aldi dan
Alissa sudah pulang kakekpun berbincang-bincang berdua dengannya. Sedangkan ibu
Aldi dan Alissa sibuk menyiapkan makan malam. Aldi dan Alissa pun juga sibuk
belajar. Setelah masakan sudah matang, mereka semua makan malam bersama dan
sholat isya berjamaah.
Pagi hari,kakek Ahmad sudah
bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya. Ketika pulang,tak lupa beliau menemui
tetangga anaknya yang sudah lama ia kenal dan seumuran dengannya. Tetangga Dwi
itu jarang sekali dikunjungi anak dan cucunya. Kakek Ahmad pun merasa kasihan
dan berkata “ Anggap saja cucu saya itu cucu bapak juga.” Lalu tetangga Dwi
berkata “ Terimakasih, pak.” Setelah itu mereka bersalaman dan kakek Ahmad pun
pulang.
Dua minggu kemudian, Dwi dan
keluarganya datang ke rumah kakek Ahmad. Ternyata, adik dan kakaknya juga
datang ke rumah kakek Ahmad. Dwi sampai di rumah beliau pada sore hari. Setelah
sampai, mereka membersihkan badan dan sholat lalu beristirahat sebentar sambal
menunggu adzan Maghrib.
Setelah sholat Maghrib, keluarga
kakek Ahmad makan malam bersama kemudian sholat Isya’ berjamaah. Setelah itu,
kakek Ahmad dan istrinya serta ketiga anaknya berbincang-bincang di ruang
keluarga. Sedangkan cucu-cucunya bermain di halaman rumah.
Malam sudah mulai larut,
perbincangan dihentikan dan kakek Ahmad menyuruh cucu-cucunya untuk tidur.
Mereka pun menuruti perkataan kakek Ahmad. Setelah itu,semua pintu dikunci, dan
rumah itu menjadi sepi.
Keesokan harinya ketika ketiga
anak kakek Ahmad sedang sibuk memasak untuk sarapan,kakek Ahmad memanggil Dwi.
Beliau menyuruh Dwi untuk membuatkannya teh panas. Setelah jadi, Dwi pun
memberikan teh panas itu kepada bapaknya “ Lho wi, kok tehnya nggak panas.”
Ujar kakek Ahmad “ Sudah panas sekali itu, pak.” Ujar Dwi sambal bingung. Mulai
kejadian itu, Dwi merasa khawatir dengan keadaan bapaknya. Setelah itu, kakek
Ahmad berkata “ Wi, telapak kaki bapak sepertinya mati rasa. Makanya bapak
minta tolong kamu membuat teh panas untuk bapak.” “ Ya pak, sekarang bapak
istirahat saja.” Ujar Dwi. Setelah itu, Dwi kembali ke dapur dan menceritakan
hal itu kepada kakak dan adik serta ibunya. Ibunya pun sedih dan meminta Lis,
anak pertamanya untuk membawa bapaknya itu ke rumah sakit. Lis menuruti
perintah ibunya. Ketika perjalanan ke rumah sakit kakek Ahmad merasakan ketidak
nyamanan terus menerus. Kemudian Dwi menyuruh Alissa menyuapkan bubur yang
sudah ia siapkan untuk sarapan bapaknya. Kakek Ahmad terus memegang dan
menundukkan kepalanya.
Ketika sampai di rumah sakit, dokter
memeriksa keadaan kakek Ahmad dan mengharuskan kakek Ahmad dirawat di rumah
sakit. Di kamar itu, kakek Ahmad benar-benar tidak merasa nyaman. Selang
pernapasan yang membantu pernapasannya bolak-balik beliau lepas. Istri kakek
Ahmad dan Ketiga anaknya benar-benar khawatir dengan kondisi kakek Ahmad.
Alissa pun juga ikut cemas. Sampai-sampai ia berkata dalam batinnya “ Bagaimana
kalau kakek meninggal?” Alissa pun langsung mengucapkan Astaghfirullah. Tak lama kemudian, kakek Alissa berkata “ Kenapa
panas sekali?” Alissa terkejut mendengarnya. Dwi pun juga begitu. Padahal, di
ruangan itu terdapat AC yang nyala dengan suhu yang paling rendah. Lalu Dwi
mengatakan “ Mungkin karena bapak terlalu banyak bergerak.” Kakek Ahmad mencoba
untuk tenang. Akan tetapi rasa tidak nyaman yang ia rasakan benar-benar
mengganggunya. Lalu, kakek Ahmad kembali berbicara “ Dingin sekali.” Ketiga
anak kakek Ahmad sangat bingung dan sedih dengan memburuknya keadaan kakek
Ahmad.
Hari menjelang sore. Dwi, Alissa, dan
Aldi harus pulang karena esok harinya Alissa dan Aldi harus sekolah. Dwi
berjanji kepada bapaknya besok akan kembali datang untuk menjenguk bapaknya.
Mereka pun berpamitan dan pulang.
Malam hari, Tri adik Dwi menelpon. Tri
mengabarkan bahwa kakek Ahmad dalam keadaan koma.
Tak lama kemudian, kakek Ahmad meninggal. Begitu terkejut dan sedihnya Dwi
mendengar kabar itu. Malam itu juga, Dwi sekeluarga berangkat ke rumah kakek
Ahmad. Alissa dan Aldi pun ijin tidak berangkat sekolah untuk besok harinya. Di
perjalanan, Dwi terus meneteskan air matanya. Tidak disangka bahwa siang tadi
adalah waktu terakhir berbicara dengan bapaknya.
Ketika sampai di rumah bapaknya, ia
tambah menangis karena melihat tubuh bapaknya yang sudah tidak bernyawa lagi.
Ia langsung duduk di sebelah jenazah dan mendoakannya. Alissa dan enam
saudaranya pun juga menangis. Akan tetapi tidak tersedu sedu. Ketiga anak kakek
Ahmad tidak menyangka kemarin malam adalah waktu terakhir mereka semua
berkumpul dengan bapaknya.
One of the lessons we can take from the story above is do not waste time when gathered with family. Because every second time with the family is very precious.
Bagikan
Rahasia Ilahi
4/
5
Oleh
Berliana Cahya Putri
1 komentar:
Tulis komentarkakk bagus ya editannya, isinya juga
Reply